Langsung ke konten utama

KAMPUNG WISATA LINGKUNGAN "SUKUNAN" YOGYAKARTA

Desa Sukunan resmi menjadi Kampung Wisata Lingkungan pada tanggal 19 Januari 2009. Desa Sukunan terletak di Kelurahan Banyuraden, Kecamatan Gamping, Sleman atau sekitar 5 Km dari arah Barat Tugu Yogyakarta dan dapat ditempuh selama ± 15 menit. Sebagai Kampung Wisata Lingkungan, Desa Sukunan menawarkan beragam kegiatan berbasis lingkungan kepada pengunjungnya. Kegiatan yang biasa disebut “ecotourism” atau wisata lingkungan ini

sebenarnya mulai dilakukan sejak tahun 2003, yaitu saat desa ini mulai merintis untuk menjadi desa berbasis lingkungan. Desa Sukunan dikenal sebagai desa berbasis lingkungan diantaranya karena sistem pengolahan sampah secara mandiri telah berjalan dengan baik. Sistem pengolahan sampah ini dimulai dari tingkat rumah tangga hingga kelompok dan menghasilkan berbagai macam kerajinan dan produk dari barang bekas atau sampah khas Sukunan.

Warga Sukunan sudah membiasakan diri untuk mengolah sampah menjadi barang bernilai ekonomi tinggi, dan bukan membuangnya begitu saja. Maka kesadaran dan kebiasaan warga Desa Sukunan dalam menjaga lingkungan sekitarnya tergolong tinggi. Selain belajar mengenai sistem pengolahan sampah di Kampung Wisata Sukunan, pengunjung juga dimanjakan dengan pemandangan khas pedesaan yang masih asri. Kawasan ramah lingkungan yang masih terdapat banyak pepohonan dengan hamparan sawah yang luas, semakin menambah kesan keharmonisan hidup antara manusia dengan alam.

Kampung Wisata Sukunan menawarkan beragam paket wisata berupa pelatihan berbasis lingkungan yang sarat dengan nuansa gabungan antara dengan edukasi dan rekreasi. Misalnya, sistem pengolahan sampah mandiri, pelatihan pembuatan kerajinan dari plastik, pelatihan pembuatan kerajinan dari kain perca, pelatihan pembuatan kompos rumah tangga, hingga atraksi khas pedesaan seperti angon bebek, membajak sawah, menanam benih, hingga memanen padi. Berbagai paket pelatihan berbasis lingkungan ini dirancang untuk dapat mudah diterima dan menyenangkan. Untuk itu, wisata edukasi berbasis lingkungan ini cocok diberikan mulai dari murid TK hingga mahasiswa perguruan tinggi maupun masyarakat umum dari berbagai instansi sehingga turut menciptakan kesadaran tinggi untuk menjaga lingkungan.

Fasilitas yang ditawarkan oleh Kampung Wisata Lingkungan Sukunan terbilang lengkap. Selain menawarkan berbagai kegiatan wisata lingkungan khas pedesaan, beberapa rumah warga Desa Sukunan dapat disewa sebagai fasilitas homestay. Dengan fasilitas homestay ini, wisatawan atau tamu kunjungan dapat menginap dan turut menikmati rutinitas harian warga desa yang tenang.

Diharapkan, dengan semakin luasnya kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan ini, akan tercipta lingkungan yang ramah bagi penghuninya. Karena, seperti pesan bijak di atas, bahwa kita tidak mewarisi bumi ini dari nenek moyang kita, namun kita meminjamnya dari anak cucu kita. Dan warga Sukunan sudah memberi contoh bagaimana cara menjaga lingkungan agar kita dapat meninggalkan sesuatu yang baik bagi anak cucu kita.

Komentar

  1. daerah mana tuh tempatnya mas ?

    BalasHapus
  2. tugu ke barat, sekitar 5 Km. ketemu prapatan giant belok kiri. ntar tanya aja kalo dah nyampe daerah sono..

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sepucuk Surat dari Ibunda Tercinta yang Mengubah Dunia

Nisa adalah seoarang Profesional. Semangat bekerjanya menurun, karena baru saja pengajuan bisnisnya ditolak. Lalu Nisa pun sms ke Ibunya, ” Umi, Nisa lagi down, Semangat Nisa drop. Nisa gak kuat lagi mengejar impian ini. Maaf ya Umi …”. Ibu Nisa langsung membalasnya, namun melalui Surat. Berikut cuplikannya; Ananda Nisa, Anak Umi lagi apa ya..? Hari ini Umi masak kesukaanmu. Umi jadi ingat kamu. Rasanya belum lama kamu masih bayi mungil, tidak terasa kini sudah dewasa. Nisa… pikiran Umi jadi menerawang ke masa lalu, membayangkan kembali masa kecilmu. Waktu itu kamu berumur 1 tahun, kamu begitu semangat dan antusias saat belajar jalan. Kadang kamu jatuh dan menangis, tapi setelah itu kamu bangkit dan coba lagi. Jatuh bangkit lagi, jatuh bangkit lagi dan lagi, begitu setiap hari. Kamu menarik-narik tangan Umi untuk membimbingmu. Dan tidak lama kamu sudah panda berjalan, berdiri,.. dan melompat. Semangatmu luar biasa, nak. Pantang Menyerah. Umi berharap sampai besar kamu tetap semangat da

PELATIHAN PENGEMBANGAN KERAJINAN ANYAMAN ECENG GONDOK & PURUN

Eceng gondok atau enceng gondok (Latin:Eichhornia crassipes) adalah salah satu jenis tumbuhan air mengapung. Selain dikenal dengan nama eceng gondok, di beberapa daerah di Indonesia, eceng gondok mempunyai nama lain seperti di daerah Palembang dikenal dengan nama Kelipuk, di Lampung dikenal dengan nama Ringgak, di Dayak dikenal dengan nama Ilung-ilung, di Manado dikenal dengan nama Tumpe. Eceng gondok pertama kali ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang ilmuan bernama Carl Friedrich Philipp von Martius, seorang ahli botani berkebangsaan Jerman pada tahun 1824 ketika sedang melakukan ekspedisi di Sungai Amazon Brasil. Eceng gondok memiliki kecepatan tumbuh yang tinggi sehingga tumbuhan ini dianggap sebagai gulma yang dapat merusak lingkungan perairan. Eceng gondok dengan mudah menyebar melalui saluran air ke badan air lainnya. Dampak Negatif Akibat-akibat negatif yang ditimbulkan eceng gondok antara lain: • Meningkatnya evapotranspirasi (pengupan dan hilangnya air melalui daun-daun